fbpx

Nama ALBARQY ( البرقىّ ) berasal dari kata البرقُ  yang berarti kilat. Tambahan huruf y (ى) bertasydid adalah ya’ nisbah yang merobah kata benda ( اسم  ) agar bisa berfungsi sebagai kata sifat (الوصف  ). Yang dikehendaki adalah pernyataan majazi, yaitu diharapkan buku ini bersifat seperti kilat atau cepat laksana kilat. Ada sebuah pemeo (الاسمُ الرجاءُ والدعاءُ  ) nama adalah harapan dan do’a.

Maksud sistem 8 jam itu adalah bagi anak-anak setingkat Sekolah Dasar kelas IV apabila belajar dengan buku ini akan bisa membaca Al-Qur’an setelah belajar selama 8 jam. Dipilih anak kelas IV agar sesuai dengan standard Depdiknas yang mengajarkan baca tulis huruf Al-Quran mulai kelas IV SD

ALBARQY disusun dengan metode yang baku dan dirancang mula-mula untuk anak-anak yang berbahasa Indonesia/ Melayu. Sesuai dengan  طَرِيْسقَةُ تَعْلِيمِ اللُّغَةِ الْعَرَبيَّةِ لِغَيرِالنَّاطِقِينَ بِهَا  yaitu metoda pengajaran bahasa Arab bagi orang-orang yang tidak bertutur dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, metode ini sangat cocok digunakan di Indonesia dan negara-negara dengan bahasa Melayu.

Perlu diketahui bahwa awal mula belajar Al-Quran dan Bahasa Arab itu sama. Mula-mula belajar baca tulis huruf Arab, setelah bisa membaca, baru ada pemisahan. Bagi yang belajar Al-Quran dilanjutkan dengan tajwid, dan bagi yang belajar bahasa Arab, menuju muhadasah, muthalaah, insya’, nahwu sharaf dan lain sebagainya. Bagi orang Islam sebaiknya belajar keduanya.

Saat ini pendidikan dan pengajaran huruf Al Qur-an masih menggunakan metode tradisional. Dengan penggunaan metode tradisional tersebut menyebabkan proses belajar membaca Al Qur-an cenderung tidak efisien. Hal ini dapat dilihat dari :

  1. Kebutuhan waktu belajar yang relatif lebih lama
  2. Kebutuhan tenaga guru yang lebih banyak.

Akibat dari hal tersebut diatas adalah timbulnya rasa jenuh pada anak didik karena waktu belajar yang lama dan juga terjadi pembengkakan anggaran untuk penyediaan tenaga pengajar.

Penggunaan metode pengajaran yang tepat juga sangat berpengaruh pada keberhasilan program pengajaran itu sendiri. Untuk itu diperlukan suatu metode pengajaran yang telah diteliti dan dibandingkan dengan metode lain oleh penelitian Nasional yang dilakukan oleh Departemen Agama RI.